, ,

Kebijakan Gowes PNS Dipertanyakan Dewan

Surabaya, areknews – Kalangan DPRD Kota Surabaya mempertanyakan efektifitas kegiatan gowes bagi pegawai Pemkot Surabaya. Anggota Komisi C DPRD Surabaya M. Machmud menilai, sebelum mengeluarkan kebijakan pemerintah kota harus mempelajari terlebih dahulu cuaca, karakter masyarakat serta keamanannya. “PNS dari Sidoarjo, Gresik, Benowo atau pinggiran kota lainnya harus gowes ke balai kota itu. Kalau pegawai laki – laki bisa dimaklumi, tetapi kalau yang perempuan bagaimana jika pakai seragam bersepeda,” tanyanya.

Mantan Ketua DPRD ini menilai, kebijakan gowes bagi para PNS dilingkungan balai kota juga berdampak pada irama kerja, waktu dan sebagainya. Pasalnya, mereka harus berangkat kerja jauh lebih pagi dari waktu biasanya. “Dari Benowo naik sepeda motor yang biasanya 1 jam, bisa 3 jam kalau naik sepeda. Jadi berangkatnya ke kantor bisa pukul 05.00 pagi. Praktis, kegiatan di rumah kan juga lebih pagi lagi,” paparnya.

Anggota Komisi C DPRD Surabaya M. Machmud
Anggota Komisi C DPRD Surabaya M. Machmud, S.Sos, M.Si

Kewajiban gowes bagi pegawai pemkot Surabaya akan membawa dampak yang luar biasa bagi gaya hidup mereka. Untuk itu, ia berharap, kebijakan tersebut dipikirkan kembali. Apabila kebijakan tersebut mengadopsi kegiatan di luar negeri, perbedaannya cukup banyak. “Di sana kan, iklim, cuaca dan jumlah pegawainya tidak sebanyak pemerintah kota yang mencapai 20 ribuan,” tuturnya.

Menghindari Sakit Jantung
Program bersepeda ke kantor bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada setiap Jumat di akhir bulan, tidak sekadar demi mengurangi emisi di Surabaya. Lebih dari itu, program yang dilaksanakan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan, utamanya kesehatan jantung.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, di kota – kota besar di Indonesia, akhir-akhir ini ada banyak orang meninggal mendadak karena serangan jantung. Tingginya angka orang meninggal mendadak alias sudden unexpected death karena serangan jantung tersebut bukan semata karena penyakit, tetapi lebih karena perilaku masyarakat perkotaan yang cenderung tidak sehat dan malas bergerak.

“Karena itu, saya membuat program ini. Tujuan nya untuk kesehatan. Kalau emisi itu terselamatkan karena banyak pohon. Kalau ini untuk kesehatan,” ujar wali kota kepada wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini.

Menurut data di RSUD M.Soewandhie salah satu rumah sakit milik Pemkot Surabaya menunjukkan, semakin banyak orang melakukan operasi jantung termasuk pasang ring. Bahkan, frekuensi operasi jantung di rumah sakit Tambah Rejo ini  hampir setiap hari. “Banyak yang terkena serangan jantung karena perilaku gaya hidup. Semisal makan makanan nggak sehat dan kurang gerak. Jadi bukan penyakit. Kalau mau sehat, yang pertama-tama dilakukan ya mengubah gaya hidup,” terangnya.

Program bersepeda ke kantor setiap hari Jumat pada akhir bulan ini diharapkan bukan hanya untuk PNS dilingkungan pemkot Surabaya. Namun, ajakan hidup sehat melalui bersepada ini ditujukan kepada masyarakat Surabaya.xco