,

Poling Bursa Wali Kota Surabaya, Fatchul Muid Tempati Urutan Teratas

Surabaya, areknews – Menjelang pelaksanaan Pilkada kota Surabaya yang akan digelar pada September 2020, berbagai analisa muncul dari sejumlah pengamat dan hasil poling.

Sejumlah nama yang memiliki peluang besar untuk duduk di kursi L 1 diuji melalui poling yang menjadi acuan cek sound masing-masing kandidat.

Terbaru muncul poling nama Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya Fatchul Muid menduduki rangking teratas dalam Polingkita.com dengan memperoleh 556 suara atau 21,5 persen.

Sedang posisi kedua ada nama Dedi Rahman Prehasto dengan suara 564 atau 21,4 persen sedang diurutan ketiga muncul nama Dwi Astuti yang memperoleh suara 464 atau 17,6 persen. Beradasarkan pantauan media ini terhadapa poling tersebut diambil tiga suara teratas.

Menanggapi hasil poling tersebut, Fatchul Muid menjawab dengan santai. Menurutnya, hasil poling itu merupakan penyemangat kinerja untuk terus memperjuangkan aspirasi masyarakat. Namun, pihaknya tetap akan berpedoman turun langsung melihat kondisi di lapangan.

“Ya kita tanggapi nyantai saja. Kalaupun hasil poling itu benar, maka saya harus mempersiapkan. Itu kan hasil dari masyarakat yang diminta pendapatnya,” katanya.

Jika itu merupakan sebagian suara masyarakat, kata Muid, maka, perlu mempersiapkan segala sesuatunya. Termasuk mempersiapkan program kerja sebagai pemaparan calon Wali Kota Surabaya.

“Untuk maju Pilkada Surabaya diperlukan program kerja guna menata kota Surabaya yang sudah bagus ini,” paparnya.

Politisi partai Nasional Demokrat (NasDem) ini menambahkan, Surabaya sudah tertata dengan baik. Akan tetapi perlu penyempurnaan kualitas pembangunannya. Infrastruktur sudah bagus, tinggal bagaimana yang sudah bagus itu kita tingkatkan.

“Wali Kota pengganti bu Risma harus memiliki Visi dan Misi untuk melanjutkan penyempurnaan pembangunan berkelanjutan,” urai dia.

Oleh karenanya, kata cak Muid, kalau dirinya diamanahi masyarakat Surabaya, dirinya telah menyiapkan program berkelanjutan yang dimulai dari tingkat peran kelurahan. Artinya, kelurahan harus menjadi fundamental pembanguan kota.

“Jadikan kelurahan sebagai basic pembangunan dan pengawasan setiap pembangunan yang dilakukan di Surabaya,” ucap dia.

Kelurahan kita berdayakan semaksimal mungkin, sehingga arah pembangunan di Surabaya bisa merata diseluruh sudut kota, tidak tersentralistik seperti sekarang.

Selain itu, cak Muid juga menyebutkan, tidak hanya pembangunan infrastruktur yang kita genjot. Namun, pembangunan mental karakter sumber daya manusianya juga kita tingkatkan. Melalui program pemberdayaan warga surabaya lewat ekonomi kreatif, dengan memunculkan pengusaha-pengusaha muda disetiap kampung di kota Pahlawan ini.

“Kita perlu memprogramkan baik jangka pendek maupun jangka panjang tentang pemberdayaan ekonomi kreatif warga kota Surabaya dengan memberikan pelatihan-pelatihan,” kupasnya.

APBD kota Surabaya itu sangat tinggi, diharapkan setelah pembangunan dasar infrastruktur, alokasi APBD harus terserap untuk pengembangan karater warganya.

“Seperti yang saya sampaikan, kita serap pengalokasian APBD ke pemberian pelatihan kerja dan ekonomi kreatif masyarakat Surabaya,” pungkasnya.

Sehingga, diharapkan kualitas SDM Surabaya mampu menjawab persaingan global dengan tumbuhnya usaha kreatif, utamanya munculnya pengusaha-pengusaha muda yang inovatif untuk Surabaya, sambung cak Muid.xco