,

Diskusi Ilmiah Satu Abad NU, Mengurai Tantangan Ciptakan Sumber Daya Profesional di Era Digital

Surabaya, areknews – menyemarakan harlah satu abad Nahdlatul Ulama (NU), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya  berkolaborasi dengan wartawan pendidikan menggelar diskusi ilmiah ‘Menyambut 1 Abad NU: Arah Pendidikan NU di Era Digital’, Sabtu (4/2).

Sejumlah nara sumber terkemuka dihadirkan antarlain, Sunan Fanani, Sekretaris LP Ma’arif Jawa Timur,  M. Adri Budi, Prinsipal Manager Inovasi Jawa Timur, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng, Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Jatim dan Prof Muhammad Nuh, DEA, Rois Syuriah PBNU, sebagai keynote speaker.

Sunan Fanani, Sekretaris LP Ma’arif Jawa Timur mengungkapkan, Nahdlatul Ulama (NU) saat ini telah menyiapkan sumber daya yang profesional dalam menciptakan anak didik yang berkualitas. Menurutnya, di tengah persaingan global mau tidak mau NU harus hadir dalam upaya menciptakan kualitas pendidikan yang lebih baik. “Maka dari itu yang dilakukan NU dijadikan sebagai alat utama untuk perubahan budaya di masyarakat,” ujarnya.

Sunan menuturkan, LP Ma’arif NU telah langkah-langkah untuk menghadapi era digital. Adapun ketiga langkah tersebut, yakni melakukan analisa akan kebutuhan dan kondisi.

“Karena kita tahu lembaga pendidikan di lingkungan NU itu tidak semuanya sama. Jadi mereka berbeda kualitasnya,” tambahnya.

Diskusi tersebut juga menghadirkan M. Adri Budi, Prinsipal Manager Inovasi Jawa Timur, yang menyoroti tingkatan kualitas pembelajaran di ruang madrasah. Dengan adanya tingkatan pembelajaran apapun bentuknya, digital maupun non digital, akan mempengaruhi perilaku anak hingga perilaku guru.

“Otomatis akan berdampak pula pada perangkat-perangkat lain yang harus disiapkan di madrasah. Kelas yang nyaman akan turut pula berdampak pada aktivitas belajar anak di kelas,” kata Adri.

Menurut Adri, di masa pandemi ada banyak guru yang telah membuat tutorial khusus untuk perangkat pembelajaran. “Di masa pandemi guru lebih kreatif dan inovatif menyiapkan media ajar,” tandasnya.

Sementara itu, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng, Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Jatim, menuturkan sejatinya warga Nahdliyin sudah mengerahkan segala upaya dalam memobilisasi massa. Namun terkadang masih agak tidak profesional.

“Kita harus bisa menjadi orang-orang yang profesional. Apalagi di era teknologi ini tantangan menjadi tidak ringan,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu cara untuk menjawab tantangan tersebut adalah memperbaiki bidang pendidikan terutama di jenjang perguruan tinggi. “Hindari juga gesekan. (Diakui atau tidak) kita ini masih sering gegeran (ribut) sendiri,” tukas rektor Unusa ini.

Dalam diskusi yang digelar dalam rangka menyambut perayaan 1 abad NU itu juga dihadiri Prof Muhammad Nuh, DEA, Rois Syuriah PBNU, sebagai keynote speaker.xco