, ,

Temuan Pelajar Terindikasi Narkoba, Komisi D Dorong Screening Berkala di Sekolah

Surabaya, areknews – Komisi D DPRD Kita Surabaya menggelar rapat koordinasi membahas temuan kasus pelajar yang diduga terpapar narkoba. Rapat yang dipimpin Ketua Komisi D, dr. Akmarawita Kadir tersebut menghadirkan sejumlah instansi terkait mulai dari BNN Kota Surabaya, Bakesbangpol, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinsos, Satpol PP hingga camat se-Surabaya. Agenda ini digelar sebagai respons atas kasus 15 siswa yang diduga terpapar narkoba.

Ketua Komissi D DPRD Kota Surabaya dr. Akmarawita Kadir, menegaskan pentingnya SOP terpadu penanganan narkoba pada pelajar. Ia mengatakan, “Anggaran cukup, tetapi belum terintegrasi. Maka perlu koordinasi kuat dan langkah konkret seperti screening rutin dan program pencegahan berbasis komunitas,” katanya.

Dari sisi kesehatan, Kadinkes dr. Nanik Sukristina, menjelaskan langkah screening dan pendampingan terus dilakukan. Ia menyampaikan, “Kami sudah melakukan screening kepada 30.132 siswa dan tes urine 368 siswa, lima di antaranya terindikasi positif.” Ia menegaskan mekanisme rujukan medis maupun psikososial telah disiapkan bekerja sama dengan BNN dan rumah sakit.

Perwakilan Dinas Sosial, Arif Sugiharto, menuturkan, “Kami tidak punya program khusus pencegahan narkoba, namun ada lembaga rehabilitasi sosial mitra seperti Orbit dan LATU yang bisa membantu jika ada siswa butuh rehabilitasi.”

Kepala BNN Kota Surabaya, Kombes Heru Prasetyo, meluruskan informasi publik soal kasus 15 siswa. Ia menegaskan, “Kegiatan kemarin bukan tes urin, tetapi screening perilaku zat adiktif, termasuk rokok, alkohol, dan lem.” Ia juga menyampaikan bahwa rehabilitasi bisa dilakukan melalui IPWL, puskesmas, maupun lembaga resmi lain. Heru menambahkan, “BNN siap bekerja sama untuk program ketahanan keluarga antinarkoba, bukan hanya seremoni tetapi kegiatan nyata berbasis komunitas remaja,” jelasnya.

Kasus dugaan keterlibatan pelajar dalam narkoba menjadi alarm keras bagi Kota Surabaya. Bahwa masalah tersebut tidak bisa diselesaikan hanya dengan sosialisasi, tetapi membutuhkan aksi konkret, sinergi lintas lembaga, pengawasan keluarga, serta program pencegahan berkelanjutan. Rakor menghasilkan komitmen memperkuat sistem pencegahan dan pendampingan agar kasus serupa tidak kembali terjadi dan generasi muda Surabaya terlindungi dari bahaya narkoba.xco