Pasuruan, areknews – Kabar penyalahgunaan Program Keluarga Harapan (PKH) membuat calon tunggal Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf prihatin. Gus Irsyad panggilan Irsyad Yusuf mengerahkan kepala desa Pasuruan untuk memantau penyalurannya, supaya PKH tidak dimanfaatkan salah satu pasangan calon (Paslon) Gubernur Jatim.
“Saya meminta kepala desa untuk memantau penyaluran PKH. Saya tidak ingin ada kecurangan di Pasuruan,” kata Gus Irsyad, Jumat (4/5).
Gus Irsyad mengaku sudah mendengar kabar pemanfaatan PKH untuk kepentingan kampanye salah satu pasangan calon Gubernur Jawa Timur. Untuk itu, pihaknya langsung menyisir daerah-daerah di Pasuruan. Hingga saat ini, ujar dia, belum ditemukan penyimpangan penyaluran PKH di wilayah Pasuruan.
Untuk memastikan ada atau tidak penyimpangan PKH, Adik Gus Ipul ini sudah mengerahkan kepala desa sebagai ujung tombak melakukan pengawasan. Menurut dia, jika ditemukan adanya penyimpangan, pihaknya meminta supaya kasusnya dilakukan penyelesaian pengusutan kasus.
Dalam aturan, pasangan calon pilkada atau pemilhan gubernur (Pilgub) Jatim tidak diperkenakan menggunakan fasilitas negara untuk mendukung kamapanye, begitu juga dengan pemakaian program negara. Jika ditemukan pelanggaran dengan bukti faktual, pemakaian fasilitas atau program PKH bisa mendatangkan sanksi administrasi bahkan pidana dalam pemilihan umum (Pemilu).
Libatkan Kades Koordinasi dengan Panwas
“Saya ingin ada komitmen dari paslon gubernur Jatim. Jangan gunakan program PKH, buatlah masyarakat tertarik dengan program,” ujarnya.
Selain mengerahkan kepala desa, Gus Irsyad mengaku juga melakukan kordinasi dengan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk melakukan pengawasan dalam proses pemilihan gubernur. Panwaslu, ujar dia, memiliki peran sangat strategis untuk terlibat dalam aktif dalam penyelenggaraan pilgub.
“Sekali lagi berkompetisilah yang sehat, saya ingin Pasuruan aman dari praktek-praktek kecurangan dalam pilgub,” jelas dia.
Sementara kasus PKH di Jatim terus meluas, setelah Lamongan informasi yang beredar daerah-daerah di Jatim juga terjadi tindakan dugaan penyalahgunaan PKH. Dari temuan organisasi kemasyarakatan, FAM GMNI dan Jampi Jawa Timur menemukan dugaan kecurangan di Tulungagung, Blitar, dan Kediri.
Modus yang dilakukan adalam pendamping PKH melakukan foto bersama dengan mengacungkan telunjuk sebagai bukti simbolis dukungan salah satu paslon. Bahkan ada pendamping yang sengaja berfoto dengan pasangan calon nomor satu.rif