,

Whisnu Sakti Diganti, Akankah Hubungan Sejarah PDIP Pandegiling Terhapus

Surabaya, areknews – Konsolidasi internal partai PDIP perihal rancangan rekomendasi telah diputuskan.Yang sebelumnya mengundang polemik dalam Konfercab, dimana perseteruan antara PAC dengan Adi Sutarwijono sebagai pengurus hasil rancangan rekomendasi yang diterbitkan DPP PDIP pada minggu sebelumnya.

DPP kembali menggelar Konfercab lanjutan pasca pertemuan yang digelar oleh DPD, minggu kemarin. Dengan menetapkan Adi Sutarwijono menjadi Ketua DPC PDIP Kota Surabaya periode 2019-2023.

Digantikannya Whisnu Sakti Buana oleh Adi Sutarwijono sebagai Calon Ketua DPC partai berlambang Banteng Moncong Putih ini menimbulkan berbagai spekulasi.

Pasalnya, dibawah Kepemimpinan Whisnu PDIP baru saja sukses memenangkan Jokowi dalam Pilpres. Selain itu, jumlah perolehan kursi dalam Pileg 2019 meraih kemenangan besar. Yakni, meraih 15 kursi di DPRD Kota.

Namun, dengan dilengserkanya Whisnu seakan menghapus sejarah politik yang telah dibangun oleh sang Ayah, Almarhum Ir. Sutjipto. Dimana, peran Sutjipto membangun partai dirintis sejak era Posko Pandegiling pada 1996 silam.

Pengamat Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Darussalam menilai, apa yang sudah dilakukan oleh Whisnu Sakti Buana selama ini sudah cukup baik.

Menyangkut soal hubungan antara Megawati Sukarnoputri dengan alm. Sutjipto, dikatakan Surokim bukan sebatas hubungan internal kader partai. Ada sejarah panjang yang melatarinya.

“Antara Bu Mega dengan Pak Tjip almarhum itu punya hubungan sejarah. Jadi saya rasa tidak mungkin bisa terhapus begitu saja,” terang Surokim.

Ia menambahkan, sikap Whisnu yang dilakukan saat ini memberikan nilai positif. Utamanya dalam menyikapi hasil Konfercab kemarin.

Whisnu dianggap sebagai kader yang berkelas. Tidak reaksioner dan mampu menenangkan barisan pendukungnya untuk tidak reaksioner.

“Terutama sikap tegak lurus terhadap partai. Ini menunjukkan Mas WS kader partai sejati,” ucap pria yang juga Dosen Komunikasi Politik.

Namun, apakah nanti Whisnu akan diberikan tempat yang lebih baik dengan melihat kesejarahan kedekatan Megawati dengan almarhum Sutjpito, menurut Rokim belum tentu juga. Karena walaupun keputusan ada di Megawati, tapi DPP PDIP juga punya wewenang untuk keputusan politik internal partai berlogo banteng moncong putih ini.xco