Surabaya, areknews – Harga cabai beberapa pekan ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Para pedagang di beberapa pasar di Kota Surabaya menjual hingga Rp. 80 ribu per kg. Padahal harga disentra produksi sebesar Rp. 50-60 ribu.
“Kenaikan cabai disebabkan minimnya stok ditingkat hulu atau petani, karena beberapa sentra cabai di Jatim belum memasuki masa panen,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Prov. Jatim Drajat Irawan saat melakukan Operasi Pasar di Pasar Tambah Rejo, Surabaya, Jumat (2/8).
Operasi pasar tersebut, menurut Drajat, membantu masyarakat memperoleh cabai dengan harga murah yaitu sebesar Rp. 50 ribu. Di Pasar Tambah Rejo sendiri disediakan 70 kg cabai, dan di Pasar Wonokromo disediakan 50 kg untuk Operasi Pasarnya.
“Masyarakat juga bisa membeli cabai dengan jumlah kecil yaitu 1 ons dengan harga Rp. 5 ribu. Dengan demikian diharapkan masyarakat yang membutuhkan cabai bisa mendapatkan sesuai dengan kebutuhan,” ujarnya.
Dijelaskan, operasi pasar akan terus diselenggarakan sampai harga stabil yaitu diprediksi akhir Agustus atau awal September 2019. Hal tersebut disebabkan di beberapa wilayah sentra produksi Jatim di antaranya di Kab. Blitar, Kab. Kediri, Kab. Malang, Kab. Tuban, Kab. Sampang dan Kab. Pamekasan mulai panen. Diprediksi, Agustus 2019 ini produksi cabai mampu menghasilkan sekitar 25.666 ton.
”Di beberapa daerah , beberapa kab/kota sudah menyelenggarakan operasi pasar cabai sejak tanggal 16 Juli 2019, sebagai contoh di Kediri,” tambahnya.
Sementara menurut data Dinas Pertanian (Distan) Jatim, komoditi cabai pada April-Mei 2019 sempat mengalami over produksi. April 2019 lalu mencapai 77.171 ton dan Mei 2019 mencapai 32.136 ton.
Namun, produksi cabai mulai turun pada Juni 2019 mencapai 23.437 ton. Tren tersebut terus berlanjut pada Juli 2019 mencapai 17.353 ton.met