,

Antrean Capai 12 Ribu, Komisi C Sebut Model Rusun Lima Lantai Sudah Tak Relevan

Surabaya, areknews – Model rumah susun (rusun) lima lantai di Kota Surabaya dinilai Komisi C DPRD Kota Surabaya sudah tidak relevan lagi. Ini karena daftar antrean calon penghuni rusun saat ini cukup panjang, yakni mencapai 12.000 orang.
Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, William Wirakusuma mengatakan, Pemkot Surabaya harus memikirkan model rusun baru dengan kapasitas penghuni lebih banyak.
“Saya menyarankan pemkot mengubah model rusun yang akan dibangun. Komisi C mengusulkan pembangunan rusun 10-15 lantai, tapi melihat antrean yang cukup panjang perlu sampai 20 lantai, “ujar dia.
Menurut dia, dengan terbatasnya jumlah lahan di Surabaya, mustahil antrean itu dapat terselesaikan dalam hitungan tahun. Hal itu karena satu rusun hanya dapat menampung sekitar 100 unit saja. Berbeda apabila dibangun hingga 20 lantai, yang bisa menampung hingga 500-600-an unit.
Hanya saja, menurut William dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (FPSI), harus ada aturan-aturan yang menaungi atau alas hukumnya dulu. Dan, peraturan daerah (perda)- nya akan dikerjakan di Badan Pembentukan Perda (BPP) DPRD Kota Surabaya.
“Kalau dibangun rusun dengan 20 lantai saya minta integrated, seperti mixed use baru. Misalnya di bawah ada food court, tempat jualan untuk anak milenial dan layanan puskesmas. Plus atasnya nanti 20 lantai hunian diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang sedang antre,” ungkap dia.
Lebih jauh, di menjelaskan, tahun depan sudah dianggarkan _feasibility study_ atau studi kelayakan untuk lebih dari lima lantai. Kalau 10 lantai hitungannya bagaimana, 20 lantai atau 30 lantai bagaimana.
Landasan hukumnya seperti apa, lantas apa yang harus diubah atau diperbaiki. “Semua nanti akan kelihatan dari studi kelayakan tersebut,” ungkap dia.
Apa mungkin konsep ini bisa diterapkan di Pasar Tunjungan? William menyatakan, bisa. Bahkan, bisa saja Pasar Tunjungan menjadi pionernya. Hanya saja perlu dilihat lahan mana yang tersedia pada tahun-tahun ke depan.
Setelah dasar hukumnya ada, studi kelayakannya ada, akan dibangun dimana? “Jadi mixed-use ini akan menjadi pilot project untuk rusun-rusun di Surabaya ke depannya seperti apa,” jelas dia.
Dia menambahkan, konsep itu sangat memungkinkan diterapkan di Surabaya. Sebab lahan di Kota Pahlawan ini sudah berkurang dan mahal. Begitu ada lahan yang bisa dipakai, seperti Pasar Tunjungan, harus dimaksimalkan sebaik mungkin . Apapun bisa dikerjakan di situ.
“Yaitu ada mixed-use. Kita minta Suroboyo Bus ada halte di depan, ada puskesmas, food court atau bahkan ada pasarnya,” tutur dia.xco