Dinilai Rawan Tindak Kejahatan, Komisi A Minta Pemkot Bagun Pos Jaga di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel

Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya Camelia Habiba, SE. Ist

Surabaya, areknews – Komisi A DPRD Surabaya melakukan rapat koordinasi dengan Satpol PP, TNI dan Polri, berkaitan dengan kondisi keamanan Wisata Religi Makam Sunan Ampel yang rawan akan tindak kriminalitas.

Sekretaris Komisi A Camelia Habibah mengatakan, aksi kriminalitas jambret dan copet sudah sangat meresahkan.

“Berdasarkan laporan tokoh masyarakat, tokoh agama, RT/RW, Kejadian jambret dan copet bisa 4 sampai 5 kali dalam sehari. Ini yang ketahuan di Jl. Nyamplungan dan Jl. Pegirikan,” ujarnya pada Kamis (29/9).

Legislator PKB tersebut menambahkan, kondisi ini bisa menciptakan citra buruk bagi Surabaya. “Mereka yang menjadi korban itu warga luar Surabaya yang berziarah ke makam Sunan Ampel. Mereka bisa saja beranggapan Surabaya banyak copet dan jambret,” jelasnya.

Camelia Habibah mengatakan, persoalan ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh kepolisian. Melainkan bersinergi dengan jajaran samping yaitu Satpol PP, TNI da Polri.

“Ternyata ditempat Wisata Makam Sunan Ampel itu tidak ada petugas keamanan dari Satpol PP yang ngepos. Melainkan mobile saja. Padahal disana itu tempat objek vital tempat wisata, yang seharusnya diperlakukan yang sama dengan objek wisata lainnya seperti Taman Bungkul,” imbuhnya.

Camelia Habibah juga menyarankan, supaya dibangun fasilitas berupa pos keamanan untuk aparat yang berjaga ditempat.

“Selain itu perlu juga sarana prasarana seperti CCTV. Sepertinya kawasan wisata Makam Sunan Ampel ini di anak tirikan Pemkot Surabaya,” pungkasnya.

Senada dengan Komisi A, Kapolsek Semampir Kompol Nur Suhud juga menyarankan supaya Pemkot Surabaya mendirikan pos pengamanan terpadu yang terdiri dari polisi, TNI, Satpol PP. Sehingga bisa menjaga kondisi keamanan di kawasan tersebut.

Lebih lanjut menurut Nur Suhud berdasarkan informasi yang diterima, kejadian kriminalitas kerap dialami para peziarah dari luar Surabaya.

“Karenanya mereka enggan melaporkannya kepada polisi. Sehingga kami sulit menindaklanjuti ke proses penyidikan. Ditambah lagi keengganan masyarakat untuk memberikan keterangan karen takut mengganggu pekerjaannya disana,” ujarnya.

Lebih lanjut Nur Suhud mengatakan pihaknya telah menerjunkan aparat reserse untuk melakukan pengamanan. “Kita pernah mengamankan 2 pelaku jambret dan 2 pelaku copet,” imbuhnya.

Nur Suhud juga menyarankan supaya Pemkot Surabaya menyediakan pemandu wisata, untuk menambah rasa aman dan nyaman para pengunjung.xco

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here