,

Wisuda Unusa Periode Mei 2023, Laki-laki Dominasi Wisuda Tepat Waktu

Surabaya, areknews – Berbeda dari tahun sebelumnya, acara wisuda periode Mei 2023 di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kali ini didominasi kaum laki-laki. Sebelumnya perempuan mendominasi prestasi cumlaude. Kali ini dari 137 wisudawan, sebanyak tujuh kaum adam mendominasi lulusan tepat waktu selama 3,5 tahun. IPK yang diraih mereka pun cukup baik diatas 3,0.

Ketujuh lulusan tepat waktu terdiri dari enam orang berasal dari Program Studi Sistem Informasi masing-masing atas nama Ach. Rusdi Alfalaqi IPK 3,81; Hanifah Citra Marvyna (3,86); Nadhiful Fadhil (3,90); Alman Faluti Ashari (3,83); Ahmad Muthoharun (3,87); dan Vaizal Asy’ari (3,86), sedang satu orang atas nama Abdul Aziz Al Hakim (3,92) dari Prodi Akuntansi.

Pada wisuda kali ini sebanyak 137 mahasiswa mengikuti acara wisuda. Jumlah ini jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan wisuda pada periode September, karena mereka yang diwisuda pada periode ini adalah para wisudawan yang baru dinyatakan lulus dalam uji kompetensi dari asosiasi profesi sebagai syarat wajib untuk mengikuti wisuda yang diberlakukan pada kebijakan exit exam tahun 2021, terutama pada prodi kesehatan, dimana mahasiswa baru bisa ikut atau boleh diwisuda manakala yang bersangkutan sudah dinyatakan lulus ujian kompetensi. Itulah kenapa acara wisuda di Unusa selalu bersama-sama dengan acara pelantikan.

Tentu berbeda acara wisuda dengan pelantikan. Acara wisuda dikukuhkan oleh Rektor, sedang acara pelantikan dilakukan oleh asosiasi profesi dengan acara pengambilan sumpah didampingi oleh rohaniawan.

Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie., M.Eng mengatakan, sejak diberlakukannya kebijakan exit exam pada tahun 2021, terutama pada prodi kesehatan, maka mahasiswa baru bisa ikut atau boleh diwisuda manakala yang bersangkutan sudah dinyatakan lulus ujian kompetensi. “Persoalannya jadwal wisuda yang telah ditetapkan kampus tidak sama dengan jadwal ujian dan pengumuman hasil uji kompetensi, sehingga pada periode kali ini jumlah wisudawannya lebih sedikit ketimbang periode sebelumnya,” katanya.

Dikatakannya, bagi prodi kesehatan, salah satu tantangan terbesar dalam mengelola pendidikan tinggi adalah kegiatan Ujian Kompetensi (UKOM) sebagai exit exam. Mahasiswa program vokasi maupun profesi dari prodi kesehatan harus dinyatakan lulus Ujian Kompetensi, sebelum bisa memperoleh ijazah.

“Ujian kompetensi sebagai exit exam ini baru dilaksanakan pada tahun 2021, yang sebelumnya itu dengan UKOM dimana nilainya murni berdasarkan nilai batas lulusanya saja. Tapi berbeda dengan sekarang, nilainya penggabungan antara nilai Indeks Prestasi Kumulatif 60% dan nilai Uji Kompetensi 40%,” katanya. Direktur Akademik, Kemahasiswaan dan Perpustakaan, Dr Umadtus Soleha menambahkan, kebijakan exit exam telah mengubah sistem pembelajaran bagi mahasiswa prodi kesehatan, yang tidak hanya dituntut lulus pada mata kuliah yang ditempuhnya tapi juga mereka harus lulus ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh asosiasi profesinya. “Mahasiswa baru bisa ikut atau boleh diwisuda manakala yang bersangkutan sudah dinyatakan lulus ujian kompetensi, jadi buka hanya lulus mata kuliah dan tugas akhir saja. Itu sebabnya selain wisuda oleh rector mereka juga dilantik sekaligus diambil sumpahnya,” katanya.xco