,

Tekan Inflasi, Pemprov Jatim Lakukan Skema Pembiayaan Bank Bunga Ringan

Surabaya, areknews – Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mendorong terbentuknya skema pembiayaan perbankan dengan bunga ringan, guna mendorong berkembanganya BUMD Provinsi dan Kabupaten/Kota khususnya yang bergerak di sektor agro dalam rangka menjaga kesinambungan pasokan.

Selain dalam upaya pengendalian inflasi, hal ini juga dilakukan dalam rangka optimalisasi peran perbankan dalam mendorong pertumbuhan sektor riil untuk menopang pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan, mengingat sektor pertanian juga mempunyai andil yang besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengharapkan, peran pemerintah kabupaten/kota lebih besar dalam mengelola kesinambungan pasokan komoditas pangan strategis di Jawa Timur. Sehingga dapat mendorong terwujudnya tata niaga pangan yang efisien guna menjaga stabilitas harga baik di level produsen dan konsumen.

“Ditengah kondisi perekonomian global yang masih belum kondusif dan rendahnya pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama, serta anggaran pemerintah untuk pembiayaan ekonomi yang saat ini terkendala oleh rendahnya pendapatan, pemerintah daerah akan terus melakukan berbagai inovasi program untuk menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.” ujarnya, Rabu,(16/1) di Gedung BI Surabaya.

Pemerintah daerah lanjut Soekarwo, akan terus mendorong peningkatan keterlibatan perbankan, seperti BPD atau BPR di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur untuk mendorong peningkatan investasi daerah melalui optimalisasi penyaluran kredit dengan tetap menjunjung prinsip kehati-hatian (prudent).

Dari aspek pengendalian harga, sebut Soekarwo, keterlibatan perbankan ini sangat diperlukan guna penguatan BUMD dari aspek infrastruktur dan pembiayaan sebagai lembaga buffer daerah.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Benny Siswanto mengatakan, melalui koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mendorong pembangunan daerah dan mengendalikan inflasi yang terus dilakukan, khususnya yang fokus pada upaya menjamin pasokan dan distribusi berbagai bahan kebutuhan pokok, serta pengendalian ekspektasi inflasi.

“Kami optimistis sasaran pertumbuhan ekonomi akan tercapai dan inflasi diperkirakan tetap terkendali dan berada di sekitar batas bawah sasaran inflasi 2016, yaitu 4%±1% (yoy).” pungkasnya.xco