, ,

Permudah Pelaksanaan Ibadah Haji, BPKH Rencanakan Investasi di Arab Saudi

Surabaya, arenews – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berencana melakukan Kerjasama dalam lnvestasi di Arab Saudi. Selain itu, melakukan upaya efisiensi pelayanan dan desain virtual account uang kredibel.

BPKH juga telah mendukung Kemenag untuk melakukan Pembayaran operasional Haji dan Pengembalian BPIH Khusus kepada travel-travel Haji. BPKH juga ditugaskan melakukan pengadaan mata uang Reyal untuk operasional haji di Arab Saudi. Saat ini, BPKH sedang melakukan penjajagan investasi di surat berharga syariah negara dan investasi langsung di hotel dan katering di Arab Saudi.

Terkait hal tersebut, beberapa Iangkah prioritas jangka pendek yang perlu dilaksanakan oleh BPKH yaitu, investasi pada instrumen yang aman, optimal dan likuid serta meningkatkan dana kelolaan BPS-BPIH.

“Kerjasama kajian dan hasil dari kajian tersebut dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan haji dan mampu memperkaya wawasan akademik di bidang Keuangan syariah dan investasi syariah,” ujar Plt. Kepala Badan Keuangan Haji, Dr. Anggito Abimanyu pada acara Fokus Group Discussion yang digelar bersama Ikatan Sarjana Ekonomi lndonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur, Jumat (25/5).

Pengadaan Mata Uang Reyal

Plt. Kepala Badan Keuangan Haji, Dr. Anggito Abimanyu pada acara Fokus Group Discussion. Eko Widodo
Plt. Kepala Badan Keuangan Haji, Dr. Anggito Abimanyu pada acara Fokus Group Discussion. Eko Widodo

Semua rencana itu bertujuan demi penyelenggaraan ibadah haji yang lebih baik pada masa mendatang. BPKH kata Anggito, telah mendukung Kemenag untuk melakukan pembayaran operasional haji dan pengembalian BPIH khusus kepada travel-travel haji.

“BPKH juga ditugaskan melakukan pengadaan mata uang Reyal untuk operasional haji di Arab Saudi,” tambahnya. Selain pengadaan mata uang reyal, desain virtual account uang kredibel juga tengah dirancang untuk dapat lebih menunjang hal itu. Anggito juga membeberkan bahwa investasi pada instrumen yang aman dan optimal juga tengah dipertimbangkan oleh BPIH.

“Itu adalah prioritas jangka pendek untuk menjawab tantangan pengelolaan keuangan haji,” jelasnya. Menurut dia, saat ini kan terdapat beberapa tantangan dalam pengelolaan keuangan haji. Antara Iain selisih antara biaya operasional haji dengan penerimaan oleh jamaah dan kenaikan biaya operasional dan mismatch nilai tukar antara pendapatan serta biaya operasional haji.

Sebagai informasi, Asosiasi Travel dan akademisi di Jawa Timur serta OJK (Otorifas Jasa Keuangan) juga perwakilan Bank Indonesia turut hadir dalam diskusi yang diselenggarakan di Hotel Bumi Surabaya. Dari diskusi tersebut, diharapkan meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan haji dan mampu memperkaya wawasan akademik di bidang keuangan syariah dan investasi syariah.xco