,

Ujian Praktik SIM R2, Satlantas Polresta Sidoarjo Gunakan Sensor Ultra Sonic

Sidoarjo, areknews – Satlantas Polresta Sidoarjo terus melakukan inovasi dan kreasi. Kali ini, dalam hal pelaksanaan ujian praktik bagi pemohon Surat Izin Mengemudi (SIM) kendaraan bermotor roda dua (R2).

Inovasi tersebut diberi nama Sidoarjo Smart Driving Test (SSDT) atau metode tes yang indikasi kegagalan atau keberhasilannya ditentukan dengan sebuah alat atau rangkaian komponen. Alat tersebut sengaja ditanam. Sensor ultra sonic sebagai bahan bukti pemohon jika gagal atau lulus tes uji praktik SIM C.

“Ada 29 titik sensor ultra sonic yang dipasang di area ujian praktek berbentuk simbol angka 8,” ucap Kasat Lantas Polresta Sidoarjo, Kompol Dhyno Indrasetyadi.

“Dengan sistem seperti ini ujian praktek SIM tampak tranparan, bisa langsung diketahui oleh pemohon yang lain,” tambahnya kepada wartawan saat di lokasi ujian praktik SIM Satlantas Polresta Sidoarjo.

Dhyno menjelaskan, tidak hanya alat sensor gelombang ultra sonic yang dipasang, tiga alat lampu rotator warna merah juga tersedia. Ia menyebut, hal itu sebagai tanda atau indikasi karena mengeluarkan suara jika ada pemohon yang keluar dari garis atau jalur yang ditentukan.

“Pemohon dan penguji bisa melihat hasilnya dari layar monitor di ruang ujian praktik. Pada saat pemohon melakukan kesalahan sampai tiga kali, pemohon dinyatakan gagal dalam ujian praktik namun bisa mengulangnya,” sambung mantan kasat lantas Polres Kediri tersebut.

Inovasi kedua adalah sensor sentuh. Alat ini ditanam pada Traffic Cone. Traffic Cone diletakkan pada tempat ujian praktik SIM C kategori Zig Zag dan Garis Lurus.”Sistem sensor sentuh diletakkan di dalam Traffic Cone guna menunjukkan transparansi hasil ujian praktik SIM dari pemohon,” tegasnya.

Dhyno menerangkan, inovasi ujian praktik pengendara roda dua yang baru ini dinamakan Sidoarjo Smart Driving Test (SSDT) yang akan dilaunching beberapa hari lagi. Sebelumnya, Polresta Sidoarjo melakukan ujian praktik SIM dengan cara manual.

Inovasi ini baru pertama kali di Indonesia. Dengan cara seperti ini juga bisa mempercepat dalam ujian praktek. “Diharapkan, semua hasil bisa disajikan secara transparansi dan dilihat secara langsung oleh masyarakat,” tutupnya.vem