,

Survei Internal, PDIP Sebut Dukungan ‘Akar Rumput’ WS Masih Tertinggi

Surabaya, areknews – Meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, namun nama Whisnu Sakti Buana masih memiliki peluang besar untuk maju dalam kontestasi Pilwali Surabaya tahun depan melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Kuatnya nama Whisnu Sakti Buana di internal PDIP kota Surabaya ini, karena masih mendapat dukungan besar dari basis massa ‘akar rumput’ dan para kader PDIP. Hal ini disampaikan oleh Purwadi, S.H, Wakabid Organisasi, DPC PDIP Surabaya, Jumat (16/8).

“Hingga saat ini, Mas Whisnu Sakti Buana merupakan kader internal yang mempunyai peluang besar dicalonkan maju calon walikota dari PDI Perjuangan. Hal ini rasional saja, karena peluang tersebut berdasarkan survei internal partai kita sendiri,” ujarnya.

Meski nama pria yang biasa disapa WS itu kuat di Internal PDI Perjuangan Kota Surabaya, namun Purwadi tidak bisa menjamin Whisnu Jadi Bacawali Kota Surabaya, karena untuk penentuan calon kepala daerah sepenuhnya wewenang DPP.

“Dan DPC PDI Peruangan Kota Surabaya hanya bisa mengusulkan nama calon saja ke Ketua Umum PDI Perjuangan, seperti nama calon kita Mas Whisnu Sakti Buana. Tapi keputusan devinitif siapa yg maju cawali dari PDI Perjuangan tetap wewenang Ketua Umum Ibu Megawati Soekarno Putri,” tuturnya.

Bercermin pada fakta empiris, maka Purwadi mengajak semua pihak untuk sabar menunggu arahan DPP terkait dengan penjaringan Bacawali Surabaya.

“Namun sekali lagi, kita tidak bisa berandai-andai, karena proses penjaringan cawali tetap menunggu juklak dari Ketua Umum dan kita masih menunggu semua itu. Misalnya, dari juklak itu kita perlu tahu, apakah DPC Surabaya berkewajiban mengusulkan minimal 3 calon atau tidak? Apakah penjaringan calon harus terbuka atau tertutup?,” jelas Purwadi.

Purwadi menambahkan, untuk menentukan bacawali punya pertimbangan tersendiri. “Yang jelas, ketua umum dalam mengambil keputusan siapa yang maju jadi cawali dari PDI Perjuangan tidak hanya berdasarkan popularitas dan elektabilitas, tapi juga feasibilitas (keterpilihan),” pungkasnya.xco