Tangkal Virus Corona, Pemkot Surabaya Diminta Antisipasi Masker Daur Ulang

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya dr. Akmarawita Kadir. Ist

Surabaya, areknews – Menyusul pernyataan Presiden Joko Widodo terkait dua warga negara Indonesia di Jakarta yang positif terpapar virus Corona mendapat perhatian serius kalangan DPRD Surabaya.

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya dr. Akmarawita Kadir meminta warga Surabaya tidak panik. Warga bisa mengantisipasi dengan pola hidup sehat menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh.

Akmarawita juga meminta pemerintah untuk lebih waspada dalam melakukan pemantauan. Mengingat, sesuai keterangan Presiden Jokowi, dua orang di Indonesia yang positif terjangkit virus Corona sempat kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.

“Kita harus memperketat jangan sampai ‘kecolongan’ seperti dua orang WNI di Jakarta,” ujar dokter alumnus Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini.

Waspadai Masker Daur Ulang

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga harus mewaspadai maraknya beredar masker daur ulang, karena dari sisi kesehatan jelas sangat tidak baik untuk digunakan.

Untuk mencegah warga kota Surabaya membeli dan memakai masker daur ulang, kata Akmarawita, sebaiknya Pemkot secepat mungkin mengantisipasinya dengan mengecek langsung ke lapangan. Pemkot Surabaya bisa bekerjasama dengan BPPOM Surabaya. “Soal masker daur ulang ya Pemkot harus segera mengecek ke lapangan,” tambahnya.

Ia menegaskan, Pemkot dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Surabaya bisa menggandeng BPPOM sebagai Badan Pengawas Obat dan Makanan, rutin melakukan pengawasan ke setiap penjualan masker yang ada di Surabaya. Tujuannya, agar masyarakat terhindar dari penggunaan masker bekas atau daur ulang.

Ia menambahkan, masyarakat juga harus berhati-hati dalam membeli masker, kami sarankan beli masker di apotik-apotik atau tempat penjualan masker yang resmi, sehingga ada stempel Standar Nasional Indonesia atau SNI nya.

“Masker daur ulang ini harganya lebih murah, mungkin bisa jadi ada oknum yang memanfaatkan situasi saat ini, dimana kebutuhan masker sedang tinggi akibat virus Corona,” tegasnya.

Dirinya menerangkan, masker daur ulang merupakan masker yang setelah dipakai kemudian dicuci kembali, nah tentu sisa bakteri yang dicuci tidak semua hilang.

Dan jika ini digunakan, kata politisi Partai Golkar Surabaya ini, tentu sangat berbahaya bagi masyarakat yang memakai masker tersebut.

“Sebenarnya kita bisa memilah mana masker daur ulang atau yang baru, itu bisa dilihat dari pori-pori nya, jika daur ulang atau masker bekas, maka pori-porinya lebih lebar, tapi masker baru pori-porinya kecil,” pungkasnya.xco

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here