Surabaya, areknews – Kesehatan merupakan salah satu pilar yang menentukan kemajuan Suatu bangsa sebab kesehatan mempengaruh produktivitas masyarakat Oleh karena itu, pola hidup Sehat perlu ditanamkan sejak dini dalam diri masyarakat indonesia Sayangnya, tak semua lapisan masyarakat paham dan sadar akan pentingnya menjaga kesehatan Untuk itu, Pemerintah meluncurkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat secara serentak di 10 kabupaten kota yang ter sebar di sejumlah wilayah indonesia dengan harapan pola hidup Sehat dapat membudaya di tengah tren masyarakat indonesia saat ini.
Adapun ke-10 kabupaten-kota tersebut meliputi Kab. Bantul (Yogyakarta), Kab. Bogor (Jawa Barat). Kab. Pandeglang (Banten), Kota Batam (Kep. Riau), Kota Jambi (Jambi), Kota Surabaya (Jawa Timur), Kota Pare-Pare (Sulawesi Selatan), Kab. Purbalingga (Jawa Tengah), Kab. Padang Pariman (Sumatera Barat), dan Kota Madiun (Jawa Timur).
Sebagai penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu lndonesia Sehat (JKN-KlS) yang hampir tiga tahun beroperasi, BPJS Kesehatan pun siap mengawal dan menyukseskan gerakan tersebut. Terlebih, konsep Gerakan Masyarakat Hidup Sehat sejalan dengan implementasi program promotif preventif yang senantiasa digalakkan BPJS Kesehatan untuk menekan jumlah penderita penyakit katastropik di indonesa.
“Sesuai dengan salah satu program Nawa Cita, pencanangan gerakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, khususnya derajat kesehatan masyarakat lndonesia. Tahun 2015, sebanyak Rp 16,9 triliun beban jaminan kesehatan terserap untuk membiayai penyakit katastropik seperti penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, dan sebagainya. Berbagai penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Untuk itu, kami siap mendukung dan menyukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang sangat baik ini,” kata Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Surabaya Mokhamad Cucu Zakaria saat peluncuran Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Surabaya, selasa, (15/11).
Menurut Cucu, penyakit katastropik cenderung muncul akibat faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya. Jika dibiarkan, hal ini dapat membawa dampak kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program JKN-KIS. Oleh karenanya, melalui program promotif preventif, BPJS Kesehatan berupaya menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat. Sementara bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hypertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif BPJS Kesehatan.
Cucu juga menekankan bahwa sistem pelayanan kesehatan di era BPJS Kesehatan mengutamakan optimalisasi fungsi gate keeper di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), sehingga FKTP bukan hanya berfungsi sebagai pembuat rujukan semata, melainkan juga sebagai pusat informasi, sarana edukasi, serta promotor pola hidup sehat bagi masyarakat sekitarnya.xco