, ,

BI Optimistis Ekonomi Jatim 2018 ‘Tumbuh’ Hingga 5,6 Persen

Surabaya, areknews – Perekonomian Jawa Timur diyakini mampu mencatat perbaikan pertumbuhan ditengah berbagai tantangan yang ada, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2018 mencapai 5,2-5,6%. Sementara itu, kredit dan pembiayaan diperkirakan tumbuh di kisaran 10-12%, dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 9-11%. Adapun inflasi diperkirakan masih terkendali dikisaran 3,5±1%, sejalan dengan sinergi berbagai pihak dalam mengendalikan inflasi Jawa Timur.

Optimisme pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di tahun 2018, didukung upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berdampak pada peningkatan investasi, yang diyakini tetap tumbuh tinggi, didukung oleh pembangunan proyek infrastruktur, seperti jalan tol Trans Jawa maupun non Trans Jawa, serta pembangunan bandara dan pelabuhan. Peran aktif dan kontribusi berbagai pihak terkait, dinilai mampu mengantarkan ekonomi Jawa Timur tetap tumbuh positif ditengah berbagai tantangan yang ada.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Difi A. Johansyah mengungkapkan, pada 2018 perekonomian Jatim akan tumbuh cukup menggembirakan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Ekonomi global selama tahun 2017 menunjukkan momentum pemulihan dan mengindikasikan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan perkiraan semula,”ujarnya disela – sela acara pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2017 dan Outlook Perekonomian 2018, di Ballroom Shangri-La Hotel Surabaya, Rabu (13/12).

Sejalan dengan kondisi tersebut lanjutnya, ekonomi domestik turut mengalami momentum pemulihan di tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,1% dengan tingkat inflasi diperkirakan terjaga pada level rendah, di sekitar 3,0-3,5%. Sementara itu, walaupun tumbuh lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2016 (5,5%), ekonomi Jawa Timur diperkirakan tumbuh di kisaran 5,0-5,4% pada tahun 2017. Tingkat inflasi sampai akhir tahun diperkirakan terkendali di rentang 3,8-4,0% dan Stabilitas Sistem Keuangan Jawa Timur dalam kondisi terjaga, dengan peningkatan kinerja kredit dan dana pihak ketiga yang cukup baik, dan risiko kredit terkendali.

Sumber Pertumbuhan Baru Perlu Dikembangkan

Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

Dikatakanya, tantangan yang dihadapi perekonomian Jawa Timur terutama disebabkan oleh Konsumsi Rumah Tangga sebagai kontributor utama ekonomi Jawa Timur masih belum sekuat pola normalnya. Dari sisi sektoral, kontribusi dan daya dukung sektor pertanian terhadap perekonomian juga semakin melambat. Jika di tahun 2011 sektor pertanian mampu tumbuh di kisaran 4%-5% (yoy), di tahun 2017 secara kumulatif hanya tumbuh 1,65%.

Oleh sebab itu, Difi A. Johansyah menekankan, sumber – sumber pertumbuhan baru perlu segera dikembangkan. Berdasarkan riset dan kajian Bank Indonesia, terdapat 3 (tiga) industri potensial kompetitif daerah yang berpotensi dikembangkan di Jawa Timur yaitu industri pengolahan ikan dan biota laut, industri galangan kapal, dan industri pariwisata. Meskipun perekonomian masih dihadapkan pada berbagai tantangan di tahun 2018, Bank Indonesia optimis kondisi perekonomian Indonesia masih kondusif.

Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo yang juga hadir menyampaikan apresiasi dan penghargaan terhadap kontribusi pengusaha yang telah menjadi mitra informasi terbaik, pelapor terbaik dan responden survei terbaik Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur selama tahun 2017.

Pakde sapaan akrab Soekarwo mengatakan, bahwa Jawa Timur menjadi peringkat 1 dalam tingkat kemudahan berbisnis (ease of doing business) tahun 2017, dari 3 (tiga) aspek yaitu daya tarik investor, keramahan bisnis serta kebijakan yang kompetitif. Hal ini diharapkan dapat mendorong minat pengusaha dan investor untuk meningkatkan investasi di Jawa Timur.

Kolaborasi pemerintah dan swasta juga perlu terus ditingkatkan, untuk mendukung terciptanya sumber-sumber pembiayaan baru pembangunan ekonomi Jawa Timur melalui program Public Private Partnership dan Corporate Bond untuk mendorong akselerasi perkembangan ekonomi Jawa Timur ke depan. “Jawa Timur kedepan masih akan menghadapi tantangan yang berat. Oleh sebab itu, semua pihak diharapkan terus meningkatkan sinergi antar seluruh institusi untuk mewujudkan Indonesia dan Jawa Timur yang semakin makmur, inklusif, sejahtera, dan berkeadilan,” pungkas Soekarwo.xco