Surabaya, areknews – Pro kontra penolakan terhadap rencana perubahan nama Jalan Dinoyo dan Gunungsari terus bergulir. Sebelumnya pakar tata kota Prof Johan Silas menyatakan menolak rencana Pansus mengubah dua nama jalan di Surabaya masing-masing Jl Gunungsari menjadi Jl Prabu Siliwangi dan Jl Dinoyo menjadi Jl Sunda.
Prof Johan Silas menilai, langkah tersebut mencederai sejarah panjang Kota Surabaya. Menurutnya, alasan rekonsilitasi budaya Sunda dan Jawa tidak harus dengan mengubah sejarah yang sudah ada.
Terlebih, katanya, yang berkaitan langsung dengan persoalan tersebut bukan Kota Surabaya tetapi Mojokerto. Selain Prof Johan Silas, warga terdampat saat dengar pendapat dengan DPRD Surabaya juga secara tegas menolak pengubahan nama jalan tersebut.
Sementara kemarin, intervensi partai politik (parpol) mulai memanas menjelang deadline penggodokan pansus Raperda perubahan nama jalan di Komisi D DPRD Surabaya.
Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menyatakan tidak ingin berseberangan dengan restorasi yang digaungkan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Salah satunya partai harus berpihak kepada kepentingan masyarakat.
untuk itu, Ketua DPD Nasdem Surabaya Sudarsono Rahman mendorong pansus mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan. Terutama aspek manfaat dan mudhoratnya yang akan timbul dari rencana perubahan itu.
“Kalau mudhoratnya lebih besar, kami siap bela rakyat, kalau banyak rakyat terdampak, kita menolak,” ujarnya, Jumat (27/7).
Pria yang akrab dipanggil Cak Dar ini menjelaskan, aspek mudhorat itu berkaitan dengan kepentingan dan hak masyarakat, serta terkait dengan administrasi kependudukan. Terutama soal penerimaan dan penolakan warga terdampak di Gunungsari dan Dinoyo.
“Pansus harus tahu betul sikap yang terdampak, mereka menolak atau menerima,” jelasnya.
Cak Dar berharap pansus melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk melakukan mapping masyarakat. Tujuannya agar mengerti betul respon yang berkembang di kalangan warga di dua tempat itu.
Dia mengaku tidak akan mengintervensi dua kader Partai Nasdem yang saat ini duduk me jadi Wakli rakyat di DPRD Surabaya. Partai pasrah sepenuhnya kepada Fatchul Muid dan Vinsensius Awey.
“Kebetulan yang jadi ketua pansus dari Nasdem, pak Muid, saya pasrah sepenuhnya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pansus Fatchul Muid meminta anggotanya untuk tidak memikirkan kepentingan sesaat. Sebab, rencana perubahan nama jalan ini harus berhati-hati dalam mengambil keputusan.
“Kalau salah melangkah, habis semua perwakilan partai ini, karena ini tahun politik,” jelasnya.
Muid mengungkapkan, dari hasil rapat dan masukan dari berbagai kalangan, pro kontra justru terjadi di luar masyarakat terdampak. Masyarakat terdampak dari perubahan itu sepakat menolak total, baik perubahan sebagai jalan apalagi berubah total.
“Senin (30/7) ini rapat internal pansus untuk mengkaji kekinian yang berkembang di masyarakat, karena masyarakat terdampak sepakat menolak,” tukasnya.xco