,

Di Hadapan Peserta Lemhanas, Khofifah Paparkan Pengembangan Industri dan Kualitas SDM

Surabaya, areknews – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memaparkan pengembangan industri dan pentingnya peningkatan indeks pembangunan manusia di Jatim. Pemaparan tersebut disampaikan saat menerima Kunjungan Peserta Studi Strategi Dalam Negeri Program Pendidikan Reguler Angkatan (SSDN PPRA) LIX Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI Tahun 2019 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (1/7) pagi.

Ia menjelaskan, sektor industri di Jatim merupakan penopang yang sangat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Jatim. Bahkan kontribusinya mencapai 29,03 persen terhadap PDRB Jatim, juga ditunjang dengan kondisi PDRB Jatim yang menjadi penyumbang PDB Nasional kedua terbesar yaitu sebanyak 14,67 persen.

Dikatakan, meskipun sektor industri menjadi penopang yang sangat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Jatim, namun pada saat yang sama kapasitas untuk pengolahan limbah di Jatim baru sekitar 30 persen. Limbah plastik dan B3 masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Jatim.

“Ini harus segera dicarikan solusi efektif karena industrialisasi tumbuh pesat, tetapi industri pengolahan limbahnya belum berseiring dengan percepatan industrialisasi itu sendiri,” ujar orang nomor satu di Jatim sambil berharap agar proses industri tetap dapat memberikan daya dukung lingkungan yang baik.

Saat ini pihaknya mengembangkan langkah-langkah strategis untuk menekan limbah industri di Jatim. Selain itu Jatim saat ini juga sedang mengembangkan industri subtitusi impor dengan penyelarasan Perda Rancangan Induk Pengembangan Industri.

Menurutnya, dalam pengembangan industri, salah satu langkah yang harus dilakukan yakni membangun penguatan industri subtitusi impor.

“Kita hari ini sedang memetakan kemungkinan untuk bisa percepatan industri substitusi impor. Kalau industri subtitusi impor bisa disegerakan, maka elemen bahan baku impor relatif bisa dikurangi bahkan sebaliknya kita bisa ekspor,” jelasnya.

Kepada para peserta SSDN PPRA LIX Lemhanas, Gubernur Khofifah berharap dapat memberikan rekomendasi kebijakan untuk pemprov selama lima hari berkunjung di Jatim. Hal tersebut menjadi penting bagi pemprov untuk bisa mendapatkan telaah dan rekomendasi strategis dari peserta SSDN PPRA LIX Lemhanas RI.

“Selama lima hari kunjungan Lemhanas di Jatim, ada kunjungan ke BUMN Strategis (BUMIS) yang ada di Jatim. Itu sangat mungkin dikembangkan di tempat lain yang ada di Jatim. Begitu juga Masterplan pengembangan BUMN Strategis ini di beberapa titik lain di Jatim sedang disiapkan,” tutur gubernur perempuan pertama di Jatim.

Lebih lanjut disampaikannya, ada beberapa hal yang sangat strategis disampaikan peserta kepada Pemprov Jatim. Antara lain link and match dari SMK di Jatim, proses industri tetap memberikan daya dukung lingkungan yang baik.

“Itu kan memang sesuatu yang diharapkan. Industrialisasi jalan, tetapi lingkungan bisa terjaga dengan baik,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Rombongan Peserta SSDN PPRA LIX Lemhanas RI Irjen Pol Drs. Sam Budigusdian mengatakan, kunjungan ini ingin melihat secara langsung proses pembangunan dan persoalan yang ada di daerah.

Menurutnya, Jatim merupakan provinsi yang dinamis dan representasi dari keberhasilan di kawasan timur Indonesia. Hal tersebut menjadi dasar dipilihnya Jatim sebagai provinsi yang dikunjungi peserta SSDN PPRA LIX Lemhanas RI.

Untuk target kunjungan, lanjutnya, peserta bisa menganalisa persoalan-persoalan yang terjadi di Pemprov Jatim. Nantinya hasil yang diperoleh bisa dipraktikan para peserta sebagai pemimpin di bidang dan daerah masing-masing.

Rombongan Lemhanas yang hadir ada sekitar 31 orang dan akan berkunjung selama lima hari 1-5 Juli 2019 di Jatim.xco